Mega Tarigan: Ngurusin Startup-nya BUMD
Mega Tarigan, Direktur Utama PT. Jaklingko Indonesia
Mega Indahwati Natangsa Tarigan, yang akrab disapa Mega Tarigan, adalah sosok yang juga tak asing dalam dunia transportasi Jakarta. Lulusan Teknik Fisika ITB angkatan 2001 ini memperoleh amanahnya sebagai Direktur Utama PT. Jakarta Lingko Indonesia (JakLingko), anak perusahaan dari PT. MRT Jakarta.
Perjalanan karirnya penuh dengan tantangan dan keputusan berani yang pada akhirnya membawanya ke posisi ini. Pada tahun 2005, Mega memulai karirnya di daerah remote (pedalaman) yang ternyata tidak pas dengan pilihan hatinya. Lepas dari pekerjaan awalnya, Mega pun coba memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Jerman, mengambil kuliah S2 selama 2 tahun. Di sana, ia tidak hanya mendapatkan gelar, tetapi justru menemukan ketertarikannya pada sistem transportasi yang ia gunakan.
“Saat kuliah di Eropa, saya sangat menikmati sistem transportasinya. Membuat saya berandai-andai kalau hal tersebut bisa dirasakan juga di Indonesia,” ungkap Mega. Setelah menyelesaikan pendidikan di Jerman, Mega kembali ke Indonesia pada tahun 2009.
Bak gayung bersambut, Mega beruntung PT. MRT Jakarta sedang mengadakan perekrutan. Bergabung dengan PT. MRT Jakarta, awalnya Mega sempat merasa gundah karena proyek MRT yang tak kunjung dimulai. Hingga tepat di tahun 2013, groundbreaking MRT Jakarta dilaksanakan. Optimisme Mega pun bangkit seiring tahun 2019, proyek fisik MRT Jakarta selesai dan mulai beroperasi, membawa angin segar bagi era baru transportasi massal di Jakarta.
Pada tahun 2023, Mega Tarigan mendapat kesempatan untuk menjadi Direktur Utama di anak perusahaan PT. MRT Jakarta, yakni di PT. Jakarta Lingko Indonesia (JakLingko). Di JakLingko, peran krusial yang diemban Mega Tarigan adalah mendukung program insentif Pemerintah Jakarta untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum. Dalam visinya, JakLingko bukan sekadar penyedia layanan transportasi, melainkan sebuah konsep terintegrasi yang mengakomodasi segala aspek dari pengalaman pengguna. Mega menekankan pentingnya integrasi dalam berbagai bidang, termasuk sarana prasarana yang andal, operasional yang efisien, dan layanan yang responsif. Namun, salah satu fokus utama JakLingko adalah pada integrasi pembayaran dan data transportasi.
Menurutnya, ini adalah langkah penting untuk menciptakan sistem yang efisien dan memudahkan masyarakat. Oleh karena itu, segala hal terkait dengan pembayaran tiket dan informasi perjalanan akan dipusatkan di JakLingko. Dengan pendekatan ini, Mega berharap JakLingko tidak hanya menjadi support system transportasi umum di Jakarta, tetapi juga menjadi fondasi yang kuat dalam mendorong perubahan positif menuju pola transportasi yang berkelanjutan dan efisien di Jakarta.
Inovasi Jaklingko
Soal inovasi teknologi, JakLingko tak perlu diragukan lagi, “JakLingko memperkenalkan solusi pembayaran transportasi melalui kartu transportasi dan aplikasi mobile yang kami kembangkan,” ungkap Mega dengan antusias. “Aplikasi JakLingko tidak hanya memudahkan pengguna dengan harga terjangkau, contohnya seperti adanya layanan dimana pengguna dapat menggunakan tiga moda transportasi hanya dengan membayar sepuluh ribu rupiah dalam waktu maksimal 3 jam,” tambahnya.
Untuk itu, JakLingko pun mengembangkan sistem Account-Based Ticketing. Dengan sistem ini, pembayaran dan tarif transportasi dapat terintegrasi. Tidak peduli Anda naik moda transportasi apa, tarifnya akan selalu sama.
Melalui JakLingko, pengguna bisa dengan mudah mengakses moda transportasi dengan harga terjangkau, memberi kebebasan dan kenyamanan. Visi Mega tidak berhenti di situ. Dia bercita-cita menjadikan JakLingko sebagai aplikasi multipurpose.
“Kami ingin JakLingko menjadi aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Jakarta sehari-hari, mulai dari transportasi hingga pembayaran tagihan dan gaya hidup (tiket konser, dll),” ujar Mega penuh semangat.
Namun, perjalanan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Mega dan timnya menghadapi tantangan besar dalam meyakinkan berbagai moda transportasi agar dapat bergabung dengan aplikasi JakLingko.
“Salah satu hal terbesar yang kami hadapi adalah bagaimana mengajak berbagai moda transportasi di Jakarta untuk bersatu dalam aplikasi kami. Kami ingin menciptakan kemudahan bagi masyarakat, memberi mereka akses yang luas ke berbagai moda transportasi dengan harga terjangkau,” tegas Mega.
Pada akhirnya, apa yang diupayakan JakLingko, tidak lain adalah untuk mengurangi polusi udara serta inefficiency lainnya yang disebabkan oleh kemacetan. Juga tentunya memberikan kemudahan bagi pengguna layanan transportasi umum di Jakarta dan sekitarnya.
Menutup pembicaraan, Mega Tarigan menyampaikan pesan khususnya kepada rekan-rekan alumni muda, “Dimanapun kita bekerja dan berkarir, selalu temukan cara untuk berkontribusi untuk dunia yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, pemerintahan yang lebih baik. Selalu cari cara untuk berkontribusi secara positif. Apapun posisinya dimanapun kita bekerja, supaya kehidupan kita lebih bermanfaat.”, ujar Mega menutup obrolan.
Catatan: Saat artikel ini dimuat di website, Mega telah menempati posisi baru sebagai Direktur Operasi dan Pemeliharaan di PT. MRT Jakarta.