Stanno Yudha Putra: Peran Alumni ITB Mewarnai Pemerintahan Jakarta
Jakarta oh Jakarta!
Dikenal sebagai salah satu kota terpadat di dunia, Jakarta adalah pusat per-putaran uang, transaksi politik dan kekuasaan, dan menjadi tempat ngopi-ngopi para executive berdasi untuk ngobrolin hal-hal yang tak pasti.
Namun, di balik keramaian gemerlapnya, terdapat persoalan-persoalan yang pasti dan bahkan belum menemukan solusi hingga kini di ibukota ini. Salah satu persoalan paling mencolok adalah masalah kemacetan lalu lintas yang hampir menjadi karakteristik kota ini, menjadi topik yang juga seksi dibahas setiap kali ada agenda pilkada Gubernur DKI.
Masalah polusi udara juga menjadi perhatian serius di Jakarta. Pertumbuhan industri dan jumlah kendaraan yang terus bertambah menghasilkan emisi polutan yang merugikan lingkungan dan kesehatan warga. Paling tidak, secara konsisten, Jakarta berada di peringkat 10 kota paling tercemar secara global sejak bulan Mei 2023 menurut IQAir.
Selain masalah lingkungan, menjadikan Jakarta sebagai smart city yang maju adalah sebuah tantangan tersendiri. Jakarta memerlukan pembangunan infrastruktur yang terorganisir dengan baik. Salah satu masalah utama yang harus diatasi dalam proses ini adalah kesemrawutan kabel yang melintas di berbagai sudut kota. Kabel-kabel yang terlalu banyak dan tidak tertata dengan baik bukan hanya merusak estetika kota, tetapi juga bisa menjadi hambatan dalam mencitrakan Jakarta sebagai smart city.
Terakhir, Jakarta juga menghadapi tekanan besar akibat perubahan iklim global. Kenaikan permukaan air laut Jakarta di atas rata-rata, diperkirakan naik sebesar 5 mm per tahun dalam beberapa dekade terakhir seperti yang ditulis di axaclimate.com. Ancaman banjir laut yang terus meningkat mengancam wilayah pesisir kota ini.
Tantangan-tantangan ini menunjukkan bahwa perjalanan menuju masa depan yang lebih baik tidak selalu mulus. Jakarta, seperti banyak kota metropolitan lainnya di dunia, harus bersikap proaktif dalam menghadapi persoalan-persoalan ini untuk memastikan tercapainya kualitas hidup bagi penduduknya dan keberlanjutan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Jakarta Lebih dari Sekedar Panggung Pribadi
Terlepas dari persoalannya, Jakarta telah menjadi pusat perhatian, tidak hanya bagi penduduk Indonesia, tetapi juga untuk individu dari berbagai daerah dan latar belakang. Kota ini selalu menawarkan janji manis kehidupan yang lebih baik, peluang karir, dan kehidupan perkotaan yang dinamis. Tidak mengherankan bahwa banyak orang, termasuk para alumni dari Institut Teknologi Bandung (ITB), merasa tertarik untuk mengadu nasib di Jakarta.
Bagi para alumni ITB, Jakarta bukan hanya sebuah kota besar yang menjanjikan kesuksesan pribadi. Mereka juga melihatnya sebagai tempat di mana mereka dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ibukota dan, pada akhirnya, Indonesia secara keseluruhan. Alih-alih hanya mencari pekerjaan atau peluang bisnis yang menguntungkan, banyak alumni ITB memiliki tekad untuk hadir di Jakarta sebagai pemain yang aktif dalam membentuk ekosistem solusi bagi berbagai persoalan yang dihadapi oleh kota ini.
Syahdan! Mereka tidak hanya melihat Jakarta sebagai tempat untuk meraih keuntungan pribadi, tetapi sebagai panggung di mana mereka dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh selama pendidikan di ITB untuk menciptakan dampak positif. Ini adalah langkah berani menuju perubahan yang lebih besar daripada sekadar mencari peluang karir atau bisnis. Bagi para alumni ITB, Jakarta adalah tantangan yang memicu kreativitas, inovasi, dan komitmen membangun kota Jakarta dan untuk Indonesia yang lebih baik.
Para alumni ITB percaya bahwa dengan kolaborasi dan dedikasi, mereka dapat menjadi bagian dari solusi untuk permasalahan yang kompleks di Jakarta. Mereka melihat potensi besar dalam berkontribusi pada pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, transportasi yang lebih efisien, manajemen limbah yang lebih baik, serta inovasi dalam sektor bisnis dan teknologi.
Sebagai individu yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang STEM (science, technology, engineering, dan math), sudah garisnya mereka membawa pengetahuan yang sangat berharga untuk mengatasi berbagai persoalan perkotaan. Dalam sinergi dengan pemerintah, bisnis, dan masyarakat, alumni ITB idealnya juga dituntut berperan aktif dalam upaya menjawab tantangan-tantangan kota ini dan membantu Jakarta menuju masa depan yang lebih cerah. Dalam hiruk-pikuk kota yang tak pernah berhenti, harapan tetap terletak pada kolaborasi yang berkelanjutan dan kontribusi positif yang akan membentuk wajah kota Jakarta.
Jakarta adalah lebih dari sekadar tempat untuk meraih kesuksesan pribadi. Bagi para alumni ITB, ini adalah panggilan untuk menciptakan perubahan yang positif dan berkelanjutan. Dengan semangat yang membara, mereka ingin menjadi bagian dari ekosistem yang membantu Jakarta menjadi kota yang lebih berdaya, berkelanjutan, dan nyaman untuk ditinggali. Melalui inovasi, kola-borasi, dan dedikasi mereka, para alumni ITB ber-tekad untuk menjadikan Jakarta sebagai contoh kota metropolitan yang sukses dan berdampak positif bagi Indonesia secara keseluruhan.
Kontribusi Solusi di Balik Persoalan Jakarta
Di balik gegap gempita Jakarta, terdapat kelompok individu yang telah menjalani perjalanan panjang dari salah satu perguruan tinggi tercinta kita di ITB. Mereka adalah para alumni yang telah memutuskan untuk memberikan kontribusi mereka dalam membentuk masa depan Jakarta yang lebih baik.
Soal peran dan kontribusi mereka, coba kami kumpulkan menjadi sebuah cerita. Berharap menemukan benang merahnya sehingga bisa menjadi dokumentasi yang epik dan enak disajikan. Untuk itu, kami datang langsung bertatap muka dan ngobrol-ngobrol dengan mereka.
Namun, kami juga ingin mengakui bahwa ini hanyalah segelintir teman-teman alumni yang kami ketahui. Begitu banyak lagi cerita alumni-alumni lain yang memberikan dampak positif bagi perkembangan Jakarta khususnya dan Indonesia se-cara luas yang tak tersorot oleh kami. Maafkan.
Dalam eksplorasi kisah-kisah inspiratif ini, kami akan memulai dengan berbicara bersama Amadeo, sahabat kita dari Teknik Lingkungan angkatan 2003 yang memilih pengabdiannya sebagai Lurah di Kelurahan Utan Panjang, Jakarta. Amadeo adalah salah satu contoh nyata bagaimana alumni ITB tidak hanya berkarir di dunia migas, industri manufaktur, apalagi startup yang lagi nge-hype, tetapi juga berperan aktif dalam pemerintahan lokal, menghadapi masalah-masalah di tingkat komunitas yang sangat relevan dalam konteks Jakarta yang kompleks. Amadeo berbicara tentang tantangan-tantangan unik yang dihadapi oleh warganya, termasuk masalah kepadatan dan persoalan limbah pemukiman warga.
Bergeser ke sektor penggerak usaha, tak lengkap jika kita berbicara soal Jakarta tanpa mengulik peran penting BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) didalamnya. Di tengah gemerlapnya aktivitas bisnis dan pemerintahan, Nasruddin Djoko Surono, rekan kita dari Planologi angkatan 1993, hadir berkiprah mengurus perusahaan-perusa-haan yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta. Sebagai Kepala BP BUMD (Badan Pembina Badan usaha Milik Daerah) Jakarta, Nasruddin telah mengambil peran kunci dalam mengelola aset dan keputusan-keputusan strategis yang ber-dampak pada jalannya organisasi BUMD Jakarta.
Sementara di jajaran insan-insan BUMD-nya, kita menjumpai teman-teman lain seperti Ivan Cahya Permana yang berada di Jakarta Infrastruktur Propertindo dan sekaligus Project Director Jakarta E-Prix 2023, Weni Maulina yang mengisi kursi Direktur Konstruksi PT. MRT Jakarta, Asri Indiyani di Direktur Teknik PT. Paljaya, dan Mega Tarigan yang mengepalai Jaklingko.
Segelintir kisah teman-teman di BUMD ini barang-kali hanyalah sebagian kisah dari banyaknya teman-teman lain yang juga berkiprah di Jakarta, membawa semangat dan dedikasi mereka dalam menjawab berbagai tantangan perkotaan.
Selain itu, kami juga akan menjelajahi bagaimana Jakarta berada di persimpangan sejarah dengan rencana pemerintah untuk merelokasi pusat pemerintahan ke ibukota baru yang akan dikenal sebagai Ibu Kota Negara (IKN), dan bagaimana para alumni ITB dapat membantu Jakarta menghadapi masa depannya dengan percaya diri sebagai kota yang lebih independen secara bisnis dan ekonomi.
Untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang tantangan dan peluang yang dihadapi Jakarta dalam konteks perpindahan pusat pemerintahan, kami berbicara dengan Benni Aguscandra, alumni dari Planologi 1988 selaku Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Dalam wawancara ini, beliau berbagi pandangannya tentang Jakarta dan IKN.
Dengan apresiasi kami yang setinggi-tingginya, mereka adalah contoh nyata bagaimana alumni ITB mengambil peran, menjadikan diri mereka sebagai agen perubahan, berkomitmen untuk kemajuan Jakarta. Keterlibatan mereka tidak hanya mencerminkan keahlian teknis yang dimiliki, tetapi juga semangat untuk menciptakan perubahan positif dalam skala yang lebih besar. Dalam keragaman karir dan tanggung jawab yang mereka emban, mereka tetap terhubung oleh semangat untuk membantu Jakarta berkembang men-jadi kota yang lebih berkelanjutan, efisien, dan nyaman untuk ditinggali.
Selamat Menikmati Jakarta dan Manusianya
Selain bicara soal mewarnai roda pemerintahan Jakarta, di edisi perdana ini, kami juga mempersembahkan artikel opini yang menggugah dari dua alumni ITB yang berpengalaman. Revy Petragradia (Teknik Sipil 2002) berbagi pandangannya tentang implementasi kecerdasan buatan (AI) dalam sektor transportasi, dengan studi kasus jaringan transportasi di Jabodetabek. Artikelnya akan membawa kita memahami bagaimana teknologi AI dapat membantu mengatasi tantangan transportasi yang kompleks di kawasan metropolitan ini.
Anda juga bisa menikmati artikel yang mengulas tentang bangunan hijau yang ditulis oleh Gierlang Bhakti Putra (Arsitektur 2010). Artikel ini akan membahas konsep dan manfaat bangunan hijau, serta bagaimana desain arsitektur yang berkelanjutan dapat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan dan nyaman bagi penduduk kota Jakarta.
Di sela-sela artikel, kami coba menyajikan beberapa foto dan ilustrasi yang mudah-mudahan bisa memikat hati Anda dan memberikan nilai tambah bagi kehadiran majalah ini. Semoga tulisan-tulisan yang disajikan di sini dapat menginspirasi kita untuk lebih menghargai dan berkontribusi dalam membangun kota Jakarta yang lebih baik, bersama-sama dengan para alumni ITB dan warga Jakarta lainnya.
Kami sadari edisi perdana ini belum mencapai kesempurnaan, rasanya masih banyak data dan statistik yang perlu ditampilkan. Namun, kami yakin bahwa majalah Alumnia Jakarta ini akan terus berkembang dan memberikan nilai yang semakin tinggi. Kami berharap majalah ini mampu mengisi hati Anda dengan wawasan yang berharga dan inspirasi yang tak terhingga.
Melalui cerita-cerita alumni kita di Jakarta, kami berharap dapat membangun keterhubungan antar ruang dan waktu, menginspirasi, dan merangsang pemikiran positif untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan perdana kami, dan kami berkomitmen untuk terus memberikan konten yang bermutu tentunya.
Stanno Yudha Putra
Teknik Sipil 2002
Chief Executive Officer