Kartini dari Kampus Laki-Laki
Benarkah ITB kampusnya laki-laki?
Sejauh mana peran alumni perempuan ITB di ranah publik?
Dua pertanyaan ini muncul tanpa sengaja pada suatu sore, ketika kami mengevaluasi penerbi-tan pertama dan kedua majalah ini. Dari dua penerbitan ini, kami menyadari lebih banyak laki-laki yang kami wawancarai ketimbang perempuan. Rasionya juga cukup besar. Pada penerbitan pertama 62,5%% narasumber kami adalah laki-laki. Sementara pada penerbitan kedua, narasumber kami yang laki-laki menjadi 80,1%. Dari jumlah itu 90% diantaranya merupakan Alumni ITB.
Hal ini menjadi menarik karena di Indonesia, berdasarkan data BPS, ada lebih banyak perempuan yang menamatkan pendidikan tinggi. Fakta ini, membuat kami mempertanyakan: Benarkah kampus ITB itu kampusnya lelaki?
Persentase Alumni Perguruan Tinggi di Indonesia
SUMBER: BPS
Jika melihat dari foto-foto alumni ITB dari masa ke masa, bisa jadi jawabannya iya. Dari foto koleksi KITLV dan buku Dari TH ke ITB, kita bisa melihat ada lebih banyak foto maha-siswa laki-laki ketimbang mahasiswa perempuan. Akan tetapi album foto tak bisa jadi landasan teori. Kami tahu, pertanyaan menggelitik itu hanya bisa dijawab dengan statistik.
Data dari Kantor Kealumnian menunjukkan jumlah alum-ni ITB terus mengalami pertumbuhan. Jumlah alumni angkatan 2019 mencapai 7,7 kali jumlah alumni angkatan 1970. Pertumbuhan jumlah alumni yang melesat terjadi untuk ang-katan 2004 yang mencapai 30,3%.
Pertumbuhan ini tak bisa dilepaskan dari pembukaan ja-lur mandiri penerimaan mahasiswa baru dan juga pembukaan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB. Dari semua fakul-tas dan sekolah di ITB, SBM memiliki jumlah kursi mahasiswa terbesar. Meski terjadi penurunan jumlah alumni angkatan 2009, jumlah alumni ITB terus tumbuh.
Kantor kealumnian ITB hanya memiliki data lengkap berdasarkan jenis kelamin khusus untuk angkatan 2010 ke atas. Sebab, sebelum tahun tersebut rekapitulasi data dila-kukan secara manual ke masing-masing fakultas dan pro-gram studi. Ada data yang lengkap, ada juga yang tidak.
Dari data itu, kami menemukan jumlah alumni laki-laki angkatan 2010-2019 lebih besar, yaitu 33.013 orang atau 55,83 % dari total alumni. Sementara alumni perempuan untuk periode yang sama hanya 26.133 orang atau 44,2% dari total alumni periode yang sama.
Menariknya, pertumbuhan jumlah alumni laki-laki di tiap angkatan dalam rentang tersebut cenderung stagnan. Sementara alumni perempuan ITB tahun 2010-2019 mengalami kenaikan sebesar 51,54%.
Jumlah Alumni ITB Angkatan 2010-2019
Sumber: Kantor Kealumnian ITB
Jika tren yang sama terjadi pada tahun-tahun yang se-belumnya. Jawaban dari pertanyaan pertama tadi bisa jadi, benar. ITB merupakan pengecualian dari banyak kampus di Indonesia. Ada lebih banyak alumni laki-laki dibandingkan perempuan.
Jawaban ini kemudian membawa kami pada pertanya-an kedua: Sejauh mana peran alumni perempuan ITB di ranah publik?
Pertanyaan ini yang mendorong kami membuat Liputan Khusus Kartini ITB. Kami ingin bercerita tentang para alumni perempuan yang memberikan dampak di ranah publik. Sebab, kami percaya keterlibatan perempuan dapat memberi perspektif berbeda di berbagai bidang. Seperti yang disebut R.A. Kartini dalam surat-suratnya, perempuan menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa.
Bagi kami, Raden Ajeng Kartini bukan sekadar pahla-wan nasional. Dia cendikiawan kritis yang pemikiran dan gagasan-gagasannya mendahului zamannya. Dia adalah simbol yang mengingatkan kami pentingnya keterlibatan perempuan di ruang-ruang publik.
Jumlah Alumni ITB Angkatan 1970-2019
Sumber: Kantor Kealumnian ITB
Delapan belas alumni perempuan dalam edisi ini bu-kan hadir untuk menjadi galeri foto atau untuk memamer-kan pencapaian mereka. Namun menjadi pengingat peran penting perempuan dalam lingkup yang lebih luas.
Kartini ITB tak harus menduduki jabatan tertinggi atau mencapai puncak lingkup keilmuan, mereka bisa saja berada di luar sistem, tetapi membawa perubahan dan kemajuan bagi keluarga, komunitas hingga lingkungan yang lebih besar. Mereka tidak hanya digerakkan oleh ambisi atau motif ekonomi, tetapi juga mimpi dan kepedulian.
Dalam edisi ini, ada cerita tiga profesor yang kesetiaan dan gairahnya terhadap pencarian ilmu bermuara pada puncak pencapaian dalam keilmuan. Ada kisah pantang menye-rah dari para alumni di sektor bisnis dan korporat, kisah perempuan yang melakukan perubahan serta kisah para alumni muda yang kami prediksi akan memberikan dampak besar di masa mendatang.
Seperti yang disebut Nicke Widyawati (TI ’86), “perempuan jangan mau disuruh memilih bekerja atau berumah tangga. Jalani semuanya sepenuh hati.” Atau yang diungkap D.K. Wardhani (AR ’97), “Saya merasa kita bisa berkarya di mana saja, tidak terkungkung oleh tempat dan institusi.”
Kami percaya, peran perempuan di ranah publik ada-lah kunci untuk mencapai masyarakat yang adil dan inklusif. Kami berharap kisah-kisah ini dapat menginspirasi banyak perempuan untuk mengambil peran yang lebih besar di berbagai bidang. Karena pembangun peradaban bukan hanya laki-laki tetapi juga perempuan.
Persentase Alumni ITB Angkatan 2010-2019
Jumlah dan Persentase Alumni ITB Angkatan 2010-2019 Berdasarkan Fakultas/Sekolah