Komunitas alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan bahwa ada delapan tantangan ekonomi yang harus dihadapi oleh pemerintahan presiden dan wakil presiden RI terpilih, Prabowo-Gibran di periode 2024-2029 mendatang. Pada acara dalam diskusi bertajuk ‘Menjemput Kebangkitan Nasional 2045: Arah Ekonomi Kepemimpinan Baru Indonesia’, yang diselenggarakan oleh Ganesha Breeding Club (GBC) tersebut, moderator acara Khalid Zabidi (SR’93) selaku Komisaris Pertamina Trans Kontinental (PTK) mengungkapkan, kedelapan tantangan ekonomi tersebut dapat menentukan arah demokrasi Indonesia di masa depan. 

“Ekonomi yang stabil sangat berkaitan erat dengan demokrasi. Di negara-negara demokratis, ekonomi negara tersebut cenderung lebih kuat dibandingkan negara otoriter yang awalnya tampak lebih efektif namun kesulitan di kemudian hari.” Kata Khalid pada acara yang diselenggarakan pada Kamis, 16 Mei 2024 di Hotel Veranda, Jakarta Selatan. 

Khalid melanjutkan, keseimbangan antara politik dan ekonomi sangat penting. Namun, demokrasi tidak hanya menjadi landasan politik tetapi juga harus mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Oleh karena itu, demokrasi menjadi dasar kebijakan politik Indonesia. Karena tanpa demokrasi yang baik, sistem ekonomi dan politik akan berdampak buruk bagi arah kesejahteraan bangsa. 

Pandangan Khalid itu mengacu kepada kondisi historis pada era Soekarno, dimana kekuatan politik lebih diutamakan, daripada ekonomi sehingga menyebabkan inflasi mencapai 600%. Kemudian hal yang serupa juga terjadi pada masa Order Baru, dimana masalah inflasi, utang luar negeri, dan ketimpangan sosial menjadi masalah akibat sistem ekonomi yang lebih diutamakan daripada politik demokratis.

“Ketika reformasi datang, demokrasi menjadi dasar kebijakan politik kita. Demokrasi harus mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa.” Lanjut Khalid lewat pemaparannya di hadapan para Alumni ITB malam itu. 

Koordinator GBC, Lutfi Alkatiri kemudian melanjutkan, kedelapan identifikasi tantangan ekonomi tersebut adalah:

  1. Kedaulatan pangan: Pemerintah harus memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi masyarakat dan mampu memproduksi pangan secara mandiri.
  1. Kedaulatan energi: Lutfi menyarankan pemerintahan Prabowo-Gibran untuk beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi baru dalam upaya transformasi energi.
  1. Ekonomi baru dan hijau: Sebagai negara maritim, Indonesia dapat memaksimalkan sumber daya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan sesuai dengan agenda perubahan iklim.
  1. Penciptaan lapangan kerja: Fokus pada menciptakan peluang kerja, khususnya bagi generasi muda.
  1. Digitalisasi: Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan mendigitalisasi berbagai sektor kehidupan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
  1. Percepatan pembangunan: Memanfaatkan bonus demografi secara optimal untuk menghindari jebakan negara berpendapatan menengah.
  1. Pembiayaan pembangunan: Menangani pembiayaan untuk program-program prioritas baru dan melanjutkan program strategis yang ada.
  1. Geopolitik global: Menghadapi tantangan geopolitik global yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia.

Sebagai penutup, Khalid berpesan agar para alumni ITB lainnya juga turut aktif mengawal seluruh tantangan tersebut. “Kita perlu menghadapi tantangan ini dengan keterlibatan alumni ITB dalam industri baru di masa depan, agar kita dapat menjadi pemain utama dalam panorama industri masa depan.” Kata Khalid. Menurutnya, para alumni ITB akan  mendukung Prabowo dan memastikan Indonesia menjadi lebih baik untuk rakyatnya, dengan masa depan yang lebih cerah.