Nasruddin Djoko Surjono: Menteri BUMD-nya Jakarta
Nasruddin Djoko Surjono, Kepala Badan Pembina Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta
Pada tanggal 31 Maret 2023, Dr. Nasruddin Djoko Surjono, S.I.P., S.T., M.E., M.B.A., alumni Planologi ITB angkatan 1993, diangkat menjadi Kepala BP BUMD DKI Jakarta dalam sebuah upacara pelantikan yang dipimpin oleh Pj. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Sebelum menjabat sebagai kepala Badan Pembina Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD), Nasruddin telah mengumpulkan beragam pengalaman melalui perjalanan karirnya. Ia pernah menjabat sebagai Kasie. Pelayanan Kepabeanan dan Cukai V di KPPBC Palembang, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (2004). Selain itu, ia juga pernah menjadi Pelaksana Tugas Kepala Bidang Analisis Kepabeanan & Cukai di Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Badan Kebijakan Fiskal (2007-2009). Setelah itu, ia mengepalai Bidang Evaluasi & Hubungan Perwakilan Luar Negeri di Pusat Kebijakan Regional & Bilateral, Badan Kebijakan Fiskal (2013-2015). Terakhir sebelum shifting karir dari kementerian ke pemerintah daerah, Nasruddin menjabat sebagai Kepala Bidang Kebijakan Kepabeanan & Cukai di Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Badan Kebijakan Fiskal (2015-2020).
Dengan pengalaman yang kaya dan latar belakang pendidikan paket komplit, mulai dari pendidikan S2 Ilmu Ekonomi di Universitas Indonesia (UI) dan S2 International Business di Ajou University di Korea Selatan, hingga S3 Ilmu Ekonomi UI, Nasruddin Djoko Surjono kini diamanahkan memimpin BP BUMD DKI Jakarta untuk menyelenggarakan fungsi penunjang urusan pemerintah di bidang keuangan, khususnya dalam hal pembinaan BUMD.
“Prinsip saya adalah berkontribusi kepada masyarakat, bangsa dan negara ini. Berikan yang terbaik”, ujar pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta (2020-2022) dan Wakil Kepala BPKD Provinsi DKI Jakarta (2022-2023) ini.
Nasruddin secara rendah hati menjelaskan perannya sebagai Kepala BP BUMD DKI dengan perumpamaan sekrup pada sebuah kapal. Meskipun mungkin terlihat sepele dan kecil jika dibandingkan dengan bagian-bagian besar kapal, namun ia menyadari bahwa komponen kecil tersebut memiliki peran yang sangat vital. Seperti sekrup yang mencegah kebocoran-kebocoran yang dapat membahayakan kapal.
Nyatanya, tugas dan tanggung jawab Nasruddin dalam pembinaan BUMD DKI Jakarta memiliki dampak besar dalam menjaga kelancaran pengelolaan BUMD, termasuk kedalamnya pengangkatan dan pemberhentian Direksi, Badan Pengawas, dan Komisaris pada BUMD dan Perseroan Wakil Pemerintah Daerah. Meskipun tersembunyi di balik dinamika yang kompleks, perannya memiliki signifikansi yang tidak terbantahkan bagi keberlanjutan perusahaan plat merah milik daerah.
“BUMD DKI Jakarta saat ini memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan warga Jakarta, karena perusahaan daerah ini melayani berbagai aspek pelayanan yang meliputi air minum, transportasi, pangan, manajemen pasar, perbankan, konstruksi hingga pariwisata. Aset untuk ke-13 entitas BUMD plus 10 patungan usaha mencapai Rp 191 Triliun sedangkan untuk pendapatannya sebesar 34 Triliun,” jelas Nasruddin yang pernah mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Satya untuk pengabdian 20 tahun.
Di samping itu, BUMD di DKI Jakarta pun memiliki peran penting dalam pengelolaan subsidi pemerintah, seperti halnya pengenaan tarif yang terjangkau bagi TransJakarta agar mendorong masyarakat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.
“Subsidi untuk TransJakarta sendiri mencapai 3,2 triliun untuk pembiayaan operasionalnya,” ungkap Nasruddin.
Pendekatan Inovasi di BUMD
Disinggung soal bagaimana pendekatan inovasi di lingkungan BP BUMD, Nasruddin menjelaskan, “Untuk di BP BUMD sendiri saat ini kami sedang mencoba mengembangkan sistem informasi BUMD.” Meskipun sebagian besar proses masih manual, langkah ini menunjukkan komitmen untuk menghadirkan efisiensi melalui teknologi informasi. “Kami tidak hanya berhenti di situ. Di BP BUMD, kami aktif mendorong perusahaan-perusahaan di bawah naungan kami untuk melakukan transformasi digital dalam proses manajemen mereka,” ujarnya dengan semangat.
Di sisi lain contoh konkrit inovasi adalah penggunaan bus listrik di dalam armada TransJakarta. Langkah ini tidak hanya merespons kampanye elektrifikasi kendaraan, tetapi juga menunjukkan komitmen BP BUMD terhadap keberlanjutan lingkungan.
Dalam penentuan rute TransJakarta, keputusan tidak lagi dibuat secara sembarangan, melainkan didasarkan pada data konkret. “Penggunaan big data menjadi landasan bagi keputusan kami. Dengan informasi yang akurat, kami dapat merencanakan rute yang efisien dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara lebih presisi,” tegas Nasruddin. Langkah-langkah inovatif ini menggambarkan tekad BP BUMD dalam menghadapi masa depan dengan kepemimpinan yang cerdas dan berbasis data.
Menutup obrolan dengan Alumnia Jakarta, Nasruddin menyampaikan pesannya kepada kawan-kawan alumni yang masih muda dan tengah merintis awal karir, Nasruddin menekankan pentingnya fokus pada pengembangan diri. “Mungkin jangan berorientasi pada materi dulu, bagaimana bisa mengikuti berbagai kegiatan seperti training dan kursus-kursus. Sharp and result! Mulai menajamkan gergaji dan pas waktunya kita bisa mengimplementasikan ilmu yang dimiliki.”.