Asri Indiyani: Kalibrasi Niat Ala Asri
Asri Indiyani, Direktur Teknik dan Usaha PERUMDA Paljaya
Asri Indiyani, S.T., M.Sc. saat ini men-duduki jabatan Direktur Teknik dan Usaha di Paljaya. Pada posisi terse-but, alumni Teknik Lingkungan ITB angkatan 2001 ini mengemban tugas penting dalam 3 bidang kerja, yakni bidang teknik, bidang operasi dan pemeliharaan, serta bidang pemasaran.
Asri menjalani perjalanan profesional penuh tan-tangan, dimana dia tidak hanya harus menguasai aspek teknik dalam pengolahan air limbah, tetapi juga menghadapi kompleksitas bisnis yang meli-batkan pengembangan dan implementasi solusi. Namun, bagi Asri, lika-liku pengolahan air limbah sendiri bukanlah sesuatu hal baru. Sebelum ber-tugas di Paljaya, ia sempat mengabdi cukup lama sebagai ASN di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Di PUPR, Asri memulai karir di biro komunikasi publik selama 2 tahun. Ia kemudian berkesempatan untuk terjun ke bidang yang sesuai dengan pendidikannya di Teknik Ling-kungan ITB saat dipindahkan ke Direktorat Sani-tasi.
”Kebetulan setelah 2 tahun (di Kementerian PUPR), saya dapat kesempatan dipindah ke direk-torat (sanitasi) yang teknik lingkungan banget, khususnya di Sub direktorat. Sejak kuliah, saya merasa bidang air limbah ini lebih challenging dibandingkan bidang-bidang teknik lingkungan yang lain.” ujar Asri.
Lebih lanjut Asri mengungkapkan bahwa ada banyak metode yang bisa diterapkan dalam pengo-lahan air limbah tergantung kondisi lingkungan dan masyarakat. Baginya, hal ini merupakan hal yang menantang. “Sangat menarik untuk melihat bahwa pengolahan air limbah bukan sekedar ten-tang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana memilih pendekatan yang paling tepat sesuai ka-rakter dan kebiasaan masyarakatnya”, tambah Asri.
Setelah 16 tahun mengabdi di Kementerian, Ia mendapat kesempatan bergabung di Paljaya.
Baginya, ini kesempatan untuk lebih menerapkan ilmu yang telah didapatkannya selama di PUPR.
“Dulu saya lebih banyak terjun di tahapan policy planning dan membuat program-program nasio-nal yang diterapkan di berbagai daerah, termasuk di Jakarta. Salah satu big dream ketika itu, 80% air limbah di Jakarta dikelola secara terpusat. Dan inisiatif kementerian ini nantinya akan dikelola Pemprov DKI Jakarta. Karena itu, saya merasa ha-rus do-something untuk DKI Jakarta.” ungkapnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah masih rendahnya pemahaman warga tentang urgensi pengolahan air limbah dan kesadaran untuk me-melihara jaringan sistem pengolahannya. Hal ini terlihat dari masih banyaknya kesalahpahaman warga tentang fungsi dari tangki septik. Selain itu perilaku warga dalam membuang serpihan sam-pah dan limbah minyak goreng ke saluran air lim-bah menjadi tantangan yang harus dihadapi di sektor operasional dan pemeliharaan.
ASPEK BISNIS PENGOLAHAN LIMBAH
Selain tantangan di aspek operasional, di Paljaya Asri menghadapi tantangan baru pada aspek bis-nis, karena juga dituntut melihat potensi penda-patan usaha. “Di banyak daerah, air limbah dike-lola tidak sebagai usaha, tapi cenderung mengan-dalkan APBD dalam pengelolaannya, sehingga nature-nya adalah spending. Di sini, kita harus mempertimbangkan revenue untuk mengimbangi cost operasional yang dibutuhkan” ujar Asri.
Ia mengungkap, selain konsumen retail di peru-mahan, terdapat kawasan komersial seperti apar-temen dan perkantoran. Karena itu, Paljaya harus dapat menyeimbangkan antara sumber penda-patan dari kawasan komersial dengan pelayanan kawasan perumahan yang tarifnya terhitung se-bagai layanan dasar (non-komersial).
Selain itu, untuk menyeimbangkan cashflow usa-ha, ada dua strategi yang ia jalankan yaitu mela-kukan efisiensi biaya operasional dan diversifikasi usaha. Efisiensi biaya terutama dilakukan pada sektor operasional dan pemeliharaan. Strategi diversifikasi diantaranya dengan menyediakan layanan penyedotan tangki septik dan menyedia-kan produk tangki septik produksi sendiri, yang diharapkan nantinya dapat menjadi one-stop-service dalam pengelolaan air limbah.
Pesan yang diberikan Asri untuk para alumni mu-da dan juga mahasiswa ITB adalah jangan takut mengejar passion di bidang yang disukai dan mencari support system yang tepat dan pas un-tuk mengejar passion tersebut. Disamping itu, ia menekankan pentingnya kalibrasi niat untuk me-ngejar mimpi jangka panjang.
“Ketika kita meniti karir jangka panjang, ada kala-nya motivasi kita naik dan turun. Saat turun, itulah saatnya kita berkontemplasi dan ingatlah saat-saat dimana kita paling bersemangat dalam pe-kerjaan,” ujarnya.