Evolusi Demokrasi di Era Kecerdasan Buatan: Harapan dan Tantangan untuk Demokrasi 5.0
Jakarta, 29 Desember 2023 – Kecerdasan buatan atau AI diperkirakan dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam memajukan evolusi peradaban manusia di era demokrasi modern. Kecerdasan buatan akan memainkan peran kunci dalam membantu mengatasi berbagai masalah yang melibatkan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
Hal ini diungkapkan oleh Hanif Adrian, Sekjen Relawan Muda Prabowo-Gibran (RMPG), berbicara dalam sebuah forum diskusi yang diselenggarakan pada hari Rabu, (27/12), di Jakarta. Dalam diskusi yang bertemakan “AI: Big Push or Big Trouble,” Hanif menyampaikan pandangannya mengenai peran kecerdasan buatan (AI) dalam evolusi peradaban manusia.
Dalam kutipannya, Hanif Adrian mengungkapkan, “AI bukan hanya sekadar membantu pelaku usaha dalam pengambilan keputusan bisnis, melainkan juga akan turut serta dalam menyusun kebijakan publik yang berdampak pada keputusan politik.”
Hanif menjelaskan bahwa saat ini, terutama di Indonesia, masyarakat sedang mengalami fase demokrasi 5.0. Menurutnya, masyarakat versi 5.0 adalah kelanjutan dari evolusi peradaban manusia, melewati fase berburu, bertani, industri, dan mencapai masyarakat informasi atau society 4.0.
“Masyarakat versi 5.0 melanjutkan proses evolusi peradaban manusia yang dimulai dari tahap masyarakat berburu (versi 1.0), bertani (versi 2.0), industri (versi 3.0), hingga mencapai fase society 4.0 atau masyarakat informasi. Oleh karena itu, Demokrasi 5.0 dapat diartikan sebagai bentuk demokrasi yang melibatkan masyarakat dengan tingkat inisiatif yang tinggi, bertujuan untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan makmur,” ucapnya.
Lebih lanjut, Hanif Adrian menyampaikan bahwa demokrasi 5.0 merupakan bentuk demokrasi yang melibatkan masyarakat dengan inisiatif tinggi untuk mencapai kehidupan yang adil dan makmur. Meski demikian, ia juga mengakui bahwa Indonesia masih menghadapi kendala dari pranata dan lembaga sosial yang cenderung bersikap kuno.
“Demi mewujudkan visi demokrasi 5.0, kita perlu merespons kemajuan teknologi dengan mendorong masyarakat agar lebih inisiatif dalam memanfaatkan teknologi,” tambah Hanif Adrian.
Diskusi ini mencerminkan keinginan Hanif Adrian terhadap dampak positif kecerdasan buatan dalam mendorong kemajuan masyarakat, sambil menekankan tantangan yang masih perlu diatasi untuk mewujudkan visi demokrasi yang lebih modern di Indonesia. Oleh karena itu, Hanif berharap agar pemerintah responsif terhadap perkembangan teknologi dengan mendorong inisiatif masyarakat dalam memanfaatkan teknologi.
“Idealnya, pranata dan lembaga demokrasi kita harus bertransformasi menjadi demokrasi 5.0, di mana negara tidak hanya mengamankan masyarakat melalui kerangka hukum, tetapi juga memberikan dorongan besar agar masyarakat lebih aktif dalam mengatasi masalah sosialnya sendiri,” tuturnya.